Selasa, 06 Januari 2015

Tugas 3 Telematika

 Batas Surga dan Neraka di Dunia Digital Sangat Tipis

"Liputan6.com, Jakarta - Di era digital, aksi hacking atau penetasan merupakan bagian yang tak terpisahkan. Namun, hacking ternyata merupakan salah satu fase untuk memahami teknik pengamanan dari serangan cyber.

Hal itu diungkapkan pakar internet Indonesia, Onno W. Purbo dalam acara 'How to become a good hacker' yang digelar di Cyber Building, Jakarta kemarin sore.

"Teknik hacking itu merupakan salah satu fase yang harus dilalui para praktisi keamanan cyber. Dengan jadi hacker mereka akan mengetahui cara berpikir pengintai atau pelaku kejahatan cyber dan bisa membuat penangkalnya," ungkap Onno.

Lebih lanjut, alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) itu memaparkan tahapan yang harus dilalui para pelaku pengamanan cyber.

"Tahapannya jaringan, router, server, hacking, security dan forensik. Kita butuh para ahli forensik biar lebih mudah dalam mengamankan sistem digital kita," tambahnya.

Onno melanjutkan bahwa sebenarnya tindakan peretas maupun pengaman cyber secara praktik nyaris serupa. Bedanya, peretas bertindak sebagai penyusup untuk mengubah sistem, sedangkan pengaman cyber berusaha keras menutup akses peretas masuk melalui bahasa kode digital.

"Secara ilmu, hacker sama security cyber sama saja. Cuma bedanya orang yang punya ilmunya mau jadi orang baik atau orang jahat, batas surga dan neraka di dunia digital itu sangat tipis," tandasnya.

(den/dew)"

Analisa :
ilmu bisa didapatkan dimanapun, setinggi apapun, namun ilmu juga bisa dijadikan pisau bermata dua, kita bisa menggunakan ilmu tersebut dijalan yang benar , namun ilmu itupun bisajuga dijadikan alat untung merugikan orang banyak, oleh karena itu, lebih baik indonesia lebih menghormati siapapun yang mempunyai ilmu yang lebih, sama seperti hacker di indonesia, mereka mempunyai potensial untuk menjadi security cyber, namun indonesia tidak bisa membuat hal tsb karena minimnya gaji dan alat.


sumber : http://tekno.liputan6.com/read/2146386/batas-surga-dan-neraka-di-dunia-digital-sangat-tipis

Indonesia Jadi Negara Paling Rawan Serangan Cyber

"Liputan6.com, Bandung - Menurut data yang dirilis HP Security, kasus kejahatan cyber diberbagai penjuru dunia telah meningkat sebesar 96% selama lima tahun terakhir. Tipe serangan yang mengancam para pengguna internet pun semakin beragam dan sulit untuk dideteksi.

Sementara di Indonesia, pada data akhir tahun 2013 yang dipublikasikan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkoninfo) tercatat ada lebih dari 1,2 juta serangan cyber yang terjadi di sepanjang tahun 2013, atau setara dengan 42 ribu serangan dalam sehari.

Studi ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan target serangan cyber terbesar di dunia, bersama dengan Amerika Serikat dengan 332 ribu serangan (11 ribu per hari) dan Tiongkok sebanyak 151 ribu (5 ribu serangan per hari).

Guna menanggapi kondisi tersebut, Indonesian Security Incident Response Team On Internet Infrastructure (Id-SIRTII) menggelar acara tahunan mengenai kemanan jaringan internet yang berlangsung selama tiga hari (3-6 November) di Bandung.

Acara ini akan melingkupi 3 sesi, yaitu seminar dan paparan hasil riset terbaru Id-SIRTII mengenai tren keamanan internet untuk hari pertama. Di hari kedua digelar kompetisi hacking 'National Cyber Security Competition'. Dan pada hari ketiga adalah 'National Internet Security Day (NISD) 2014' yang sekaligus menjadi puncak dari rangkaian kegiatan ini.

"Keamanan sistem informasi memerlukan perhatian dari berbagai elemen masyarakat. Untuk itu, kami mengundang audiens dari berbagai kalangan, mulai dari pemerintah, praktisi dan industri untuk duduk bersama berbagi pengalaman, strategi dan inisiatif guna menyelesaikan berbagai isu di bidang network security," ujar Ketua Id-SIRTII, Rudi Lumanto, dalam keterangan resminya.

Acara ini juga didukung oleh Virtus Technology Indonesia (Virtus), selaku penyedia solusi infrastruktur TI. Virtus yang merupakan anak perusahaan dari Computrade Technology International (CTI Group) sendiri diketahui telah cukup lama berkecimpung dalam pengembangan industri keamanan internet melalui kerjasama dengan berbagai principal seperti Sophos, Checkpoint, Thales dan HP Security.

Di acara kali ini Virtus khusus menghadirkan solusi enterprise security HP Tipping Point yang akan diaplikasikan pada babak final National Cyber Security Competition."

Analisa :
semakin hari, teknologi semakin berkembang, contohnya smartphone, semakin banyak orang yang memiliki smartphone, oleh karena itu banyak kesempatan bagi para pelaku kejahatan khususnya pada bagian perusakan cyber, kurangnya keamanan di indonesia mengakibatkan mudahnya kejahatan masuk ke cyber, oleh karena itu, indonesia butuh orang yang ahli dan berpengalaman untung mengurangi kejahatan tersebut.


sumber : http://tekno.liputan6.com/read/2128732/indonesia-jadi-negara-paling-rawan-serangan-cyber

Bahaya Jika Pakai Password yang Sama 

"Liputan6.com, Jakarta - Menggunakan satu password yang sama untuk banyak akun atau layanan berbasis internet adalah sebuah kesalahan yang sangat fatal. Mungkin memang tujuannya adalah mempermudah, membeda-bedakan password dari satu akun ke akun lain terkadang juga berbahaya karena kita dapat dengan mudah terlupa.

Akan tetapi tetap saja, menurut CEO layanan keamanan LastPas Joe Siegrist, menggunakan satu password yang sama untuk banyak akun adalah hal paling berbahaya yang bisa dilakukan di internet.

"Menggunakan kembali password sama seperti menggunakan satu kunci untuk banyak pintu di rumah Anda. Dan kunci itu dapat digunakan oleh orang lain, maka terbukalah semuanya," papar Siegrist seperti dilansir laman Business Insider, Senin (25/9/2014).

Menurut data yang dimiliki Siegrist, hal pertama yang dilakukan seorang hacker setelah mencuri password adalah memeriksa apakah password tersebut berfungsi pula pada akun atau layanan lainnya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menggunakan password yang berbeda-beda di tiap akun dan layanan.

Untuk menghindari terlupa password, Siegrist menyarankan agar para pengguna memanfaatkan sejumlah aplikasi pendukung. Ada dua aplikasi yang sudah populer, yakni LastPass -- perusahaan yang ia pimpin -- dan 1Password.

"Banyak pengguna yang tidak memahami resiko yang dihadapi ketika mereka menggunakan kembali password yang sama. Mereka berpikir tidak ada yang benar-benar mengintai mereka di luar sana," lanjut Siegrist.

Meski begitu, Siegrist menyebutkan bahwa kini sudah banyak layanan yang menerapkan sistem keamanan password dua langkah. Hal ini diyakini mampu meminimalisir kasus pencurian password pengguna intenet."

Analisa:

semakin hari semakin banyak pengguna internet di seluruh penjuru dunia, banyak website dan tempat untung menyimpan data di dunia maya yang melibatkan username dan password, jika ingin menggunakan password lebih baik gunakan dengan kombinasi angka dan huruf, apalagi jika menggunakan di banyak web, jika kita terkena keylogger(alat untung mencuri password) jika satu password diketahui, semua id kalian akan hilang.

sumber : http://tekno.liputan6.com/read/2092661/bahaya-jika-pakai-password-yang-sama 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar